“Kamu nggak mencuri apapun milik aku, Le. Mungkin dari awal, takdir emang udah menunjuk Jeno untuk jadi milik kamu.” Jisung lugas memotong rentetan kata maaf yang Chenle lontarkan.

Semua penjelasan Chenle barusan, Jisung sudah tahu tanpa harus diuraikan kepadanya.

Jisung tahu, Jeno pernah dan masih mencintainya dengan begitu besar.

Jisung tahu, besarnya cinta Jeno, hanya bisa ditebus jika dirinya bahagia. Sedihnya hanya akan mengantarkan Jeno pada bui rasa bersalah.

Namun tak ada yang tahu, bahwa Jisung juga masih menyimpan cinta yang besar. Menjadi tahanan atas kepura-puraan yang diciptanya.

Setulusnya agar kekasihnya bebas, melangkah pada setapak berbunga. Meski tak beriringan, tak bergandeng tangan dengan dirinya.