millkitazoldyck

Bener kata Renjun, kayaknya banyak yang mau Jisung omelin ke dia. Tapi sejak turun dari motor dan ngelepas helm, anak itu cuma diem berdiri, bibirnya mencabik kesel sambil sesekali matanya ngelirik Renjun nyalang.

Baru, waktu Renjun mau pamit buat pulang, Jisung mulai ngoceh panjang lebar.

“Jangan dikira aku bisa dibegoin ya, Kak.”

“Kak Renjun tuh sengaja ‘kan, mau nyomblangin aku sama kak Jeno?”

Renjun berusaha angkat suara, tapi omelan non stop dari Jisung seakan nggak ngasih dia hak buat bicara.

“Kak Jeno tau nggak kalau aku sukanya sama kakak?”

Renjun langsung mingkem, apalagi setelah denger pertanyaan Jisung selanjutnya.

“Kak Renjun manfaatin kak Jeno biar aku move on dari kakak? Iya?”

Halo, Semuanya! Selamat, Anda telah berhasil menyelesaikan AU yang (menurutku) begitu dark ini, soalnya semua trigger warning aku borong 😂

Aku minta maaf udah bikin kalian emosi dan banyak ngerasain sakit. UNTUK ITU!!! Sebentar!!! Jangan stop scrolling dulu!!!

UNTUK ITU!!! Guna mengobati perasaan kalian yang teluka, aku mau giveaway pulsa, gopay, ovo, dana, shopeepay, apa aja deh yang bisa aku topup in. Masing-masing 25K buat dua orang pembaca. Khusus yang bacanya sampe finish, makanya aku taroh ini di buntut AU hihihi. Kalo ga baca juga aku ga tau juga sih, cuma masa kalian tega membohongiku :<

Caranya gampang… Retweet aja tweet yang ini. Iya, yang INI. Yang ngasih link yang isinya tulisan yang wajib kalian baca INI.

Batas waktunya sampai Besok, 28 September 2022 (OMG THAT’S MY BROTHER’S BDAY WKWK BARU SADAR OK NVM) pukul 07.00 AM.

Buat yang belum dapet pulsanya nanti jangan makin sedih, ya… nanti aku nangis 😔

Hehe yaudah gitu aja. Sorry, thank you, I love you <3

—ttd abil

Halo, Semuanya! Selamat, Anda telah berhasil menyelesaikan AU yang (menurutku) begitu dark ini, soalnya semua trigger warning aku borong 😂

Aku minta maaf udah bikin kalian emosi dan banyak ngerasain sakit. UNTUK ITU!!! Sebentar!!! Jangan stop scrolling dulu!!!

UNTUK ITU!!! Guna mengobati perasaan kalian yang teluka, aku mau giveaway pulsa, gopay, ovo, dana, shopeepay, apa aja deh yang bisa aku topup in. Masing-masing 25K buat dua orang pembaca. Khusus yang bacanya sampe finish, makanya aku taroh ini di buntut AU hihihi. Kalo ga baca juga aku ga tau juga sih, cuma masa kalian tega membohongiku :<

Caranya gampang… Retweet aja tweet yang ini. Iya, yang INI. Yang ngasih link yang isinya tulisan yang wajib kalian baca INI.

Batas waktunya sampai Besok, 28 September 2022 (OMG THAT’S MY BROTHER’S BDAY WKWK BARU SADAR OK NVM) pukul 07.00 AM.

Buat yang belum dapet pulsanya nanti jangan makin sedih ya… nanti aku nangis 😔

Hehe yaudah gitu aja. Sorry, thank you, I love you <3

—ttd abil

Halo, Semuanya! Selamat, Anda telah berhasil menyelesaikan AU yang (menurutku) begitu dark ini, soalnya semua trigger warning aku borong 😂

Aku minta maaf udah bikin kalian emosi dan banyak ngerasain sakit. UNTUK ITU!!! Sebentar!!! Jangan stop scrolling dulu!!!

UNTUK ITU!!! Guna mengobati perasaan kalian yang teluka, aku mau giveaway pulsa, gopay, ovo, dana, shopeepay, apa aja deh yang bisa aku topup in. Masing-masing 25K buat dua orang pembaca. Khusus yang bacanya sampe finish, makanya aku taroh ini di buntut AU hihihi. Kalo ga baca juga aku ga tau juga sih, cuma masa kalian tega membohongiku :<

Caranya gampang… Retweet aja tweet yang ini. Iya, yang INI. Yang ngasih link yang isinya tulisan yang wajib kalian baca INI.

Batas waktunya sampai Besok, 28 September 2022 (OMG THAT’S MY BROTHER’S BDAY WKWK BARU SADAR OK NVM) pukul 07.00 AM.

Buat yang belum dapet pulsanya nanti jangan makin sedih ya… nanti aku nangis 😔

Hehe yaudah gitu aja. Sorry, thank you, I love you <3

—ttd abil

Halo, Semuanya! Selamat, Anda telah berhasil menyelesaikan AU yang (menurutku) begitu dark ini, soalnya semua trigger warning aku borong 😂

Aku minta maaf udah bikin kalian emosi dan banyak ngerasain sakit. UNTUK ITU!!! Sebentar! Jangan stop scrolling dulu!!!

UNTUK ITU!!! Guna mengobati perasaan kalian yang teluka, aku mau giveaway pulsa, gopay, ovo, dana, shopeepay, apa aja deh yang bisa aku topup in. Masing-masing 25K buat dua orang pembaca. Khusus yang bacanya sampe finish, makanya aku taroh ini di buntut AU hihihi. Kalo ga baca juga aku ga tau juga sih, cuma masa kalian tega membohongiku :<

Caranya gampang… Retweet aja tweet yang ini. Iya, yang INI. Yang ngasih link yang isinya tulisan yang wajib kalian baca INI.

Batas waktunya sampai Besok, 28 September 2022 (OMG THAT’S MY BROTHER’S BDAY WKWK BARU SADAR OK NVM) pukul 07.00 AM.

Buat yang belum dapet pulsanya nanti jangan makin sedih ya… nanti aku nangis 😔

Hehe yaudah gitu aja. Sorry, thank you, I love you <3

—ttd abil

Halo, Semuanya! Selamat, Anda telah berhasil menyelesaikan AU yang (menurutku) begitu dark ini, soalnya semua trigger warning aku borong 😂

Aku minta maaf udah bikin kalian emosi dan banyak ngerasain sakit. UNTUK ITU!!! Sebentar! Jangan stop scrolling dulu!!!

UNTUK ITU!!! Guna mengobati perasaan kalian yang teluka, aku mau giveaway pulsa, gopay, ovo, dana, shopeepay, apa aja deh yang bisa aku topup in. Masing-masing 25K buat dua orang pembaca. Khusus yang bacanya sampe finish, makanya aku taroh ini di buntut AU hihihi. Kalo ga baca juga aku ga tau juga sih, cuma masa kalian tega membohongiku :<

Caranya gampang… Retweet aja tweet yang ini. Iya, yang INI. Yang ngasih link yang isinya tulisan yang wajib kalian baca INI.

Batas waktunya sampai Besok, 28 September 2022 (OMG THAT’S MY BROTHER’S BDAY WKWK BARU SADAR OK NVM) pukul 07.00 AM.

Buat yang belum dapet pulsanya nanti jangan makin sedih ya… nanti aku nangis 😔

Hehe yaudah gitu aja. Sorry, thank you, I love you <3

—ttd abil

Dimas duduk di dalam mobil sendirian, sengaja Miko tinggal sebentar untuk memberi ruang.

Sebuah laptop bertengger manis di pangkuannya, laptop yang berisi permohonan terakhir dari orang paling jahat di hidupnya. Si paling jahat yang hari ini akan dihukum untuk berpulang selamanya.

Di hadapannya, tersuguh satu file video berdurasi 31 detik yang menanti untuk ditontonnya.

Dalam satu tarikan napas, dengan jemari yang sedikit bergetar, Dimas mengarahkan kursor, memencetnya dua kali, sampai sebuah layar penuh menampakan wajah Abiyyu.

Wajah yang tak lagi nampak familiar di mata Dimas.

Tangan yang dulu begitu kekar memukuli dirinya, kini begitu kering kerontang.

Sorotnya yang dulu menusuk tajam, kini berubah sendu.

Walau demikian, selama dua puluh detik pertama, sorot itulah yang menemani Dimas, bergeming menatapnya dalam. Terlalu dalam sampai rasa-rasanya Dimas bisa menyelami apa yang ada di dalam perasaan pria itu.

Penyesalan

Penyesalan

dan Penyesalan

“Dimas…”

Dimas menggigit bibirnya. Untuk kali pertama, Abiyyu menyebut nama Dimas tanpa hawa mencekam dari api amarah.

“Maafin kak Biyu.”

Hanya empat kata, kemudian layar kembali gelap. Wajah Dimas terpantul di sana, tanpa ekspresi yang begitu berarti. Kosong.

Segalanya… terasa kosong.

Tak ada perasaan lain. Hanya kosong.

Bukan juga kekosongan yang melegakan, namun seperti kosongnya permulaan.

Seperti lembaran kertas yang masih putih bersih.

Seperti kanvas yang belum dilukis.

Seperti bayi yang baru lahir.

Dimas menatap ke luar jandela mobil, pada Miko yang berdiri gusar sambil bermain kerikil di kakinya.

Sepertinya, Dimas baru saja belajar apa itu mengikhlaskan.

Memaafkan luka lama, membuang segala memori buruk, lalu memulai awal baru untuk kehidupannya.

Dimas duduk di dalam mobil sendirian, sengaja Miko tinggal sebentar untuk memberi ruang.

Sebuah laptop bertengger manis di pangkuannya, laptop yang berisi permohonan terakhir dari orang paling jahat di hidupnya. Si paling jahat yang hari ini akan dihukum untuk berpulang selamanya.

Di hadapannya, tersuguh satu file video berdurasi 31 detik yang menanti untuk ditontonnya.

Dalam satu tarikan napas, dengan jemari yang sedikit bergetar, Dimas mengarahkan kursor, memencetnya dua kali, sampai sebuah layar penuh menampakan wajah Abiyyu.

Wajah yang tak lagi nampak familiar di mata Dimas.

Tangan yang dulu begitu kekar memukuli dirinya, kini begitu kering kerontang.

Sorotnya yang dulu menusuk tajam, kini berubah sendu.

Walau demikian, selama dua puluh detik pertama, sorot itulah yang menemani Dimas, bergeming menatapnya dalam. Terlalu dalam sampai rasa-rasanya Dimas bisa menyelami apa yang ada di dalam perasaan pria itu.

Penyesalan

Penyesalan

dan Penyesalan

“Dimas…”

Dimas menggigit bibirnya. Untuk kali pertama, Abiyyu menyebut nama Dimas tanpa hawa mencekam dari api amarah.

“Maafin kak Biyu.”

Hanya empat kata, kemudian layar kembali gelap. Wajah Dimas terpantul di sana, tanpa ekspresi yang begitu berarti. Kosong.

Segalanya… terasa kosong.

Tak ada perasaan lain. Hanya kosong.

Bukan juga kekosongan yang melegakan, namun seperti kosongnya permulaan.

Seperti lembaran kertas yang masih putih bersih.

Seperti kanvas yang belum dilukis.

Seperti bayi yang baru lahir.

Dimas menatap ke luar jandela mobil, pada Miko yang berdiri gusar sambil bermain kerikil di kakinya.

Sepertinya Dimas baru saja belajar apa itu mengikhlaskan. Memaafkan luka lama, membuang segala memori buruk, lalu memulai awal baru untuk kehidupannya.

Dimas duduk di dalam mobil sendirian, sengaja Miko tinggal sebentar untuk memberi ruang.

Sebuah laptop bertengger manis di pangkuannya, laptop yang berisi permohonan terakhir dari orang paling jahat di hidupnya. Si paling jahat yang hari ini akan dihukum untuk berpulang selamanya.

Di hadapannya, tersuguh satu file video berdurasi 31 detik yang menanti untuk ditontonnya.

Dalam satu tarikan napas, dengan jemari yang sedikit bergetar, Dimas mengarahkan kursor, memencetnya dua kali, sampai sebuah layar penuh menampakan wajah Abiyyu.

Wajah yang tak lagi nampak familiar di mata Dimas.

Tangan yang dulu begitu kekar memukuli dirinya, kini begitu kering kerontang.

Sorotnya yang dulu menusuk tajam, kini berubah sendu. Walau demikian, selama dua puluh detik pertama, sorot itulah yang menemani Dimas, bergeming menatapnya dalam, terlalu dalam sampai rasanya Dimas bisa menyelami apa yang ada di perasaan pria itu.

Penyesalan

Penyesalan

dan Penyesalan

“Dimas…”

Dimas menggigit bibirnya. Untuk kali pertama, Abiyyu menyebut nama Dimas tanpa hawa mencekam dari api amarah.

“Maafin kak Biyu.”

Hanya empat kata, kemudian layar kembali gelap. Wajah Dimas terpantul di sana, tanpa ekspresi yang begitu berarti. Kosong.

Segalanya… terasa kosong.

Tak ada perasaan lain. Hanya kosong.

Bukan juga kekosongan yang melegakan, namun seperti kosongnya permulaan.

Seperti lembaran kertas yang masih putih bersih.

Seperti kanvas yang belum dilukis.

Seperti bayi yang baru lahir.

Dimas menatap ke luar jandela mobil, pada Miko yang berdiri gusar sambil bermain kerikil di kakinya.

Sepertinya Dimas baru saja belajar apa itu mengikhlaskan. Memaafkan luka lama, membuang segala memori buruk, lalu memulai awal baru untuk kehidupannya.

Dimas duduk di dalam mobil sendirian, sengaja Miko tinggal sebentar untuk memberi ruang.

Sebuah laptop bertengger manis di pangkuannya, laptop yang berisi permohonan terakhir dari orang paling jahat di hidupnya. Si paling jahat yang hari ini akan dihukum untuk berpulang selamanya.

Di hadapannya, tersuguh satu file video berdurasi 31 detik. Dalam satu tarikan napas, dengan jemari yang sedikit bergetar, Dimas mengarahkan kursor, memencetnya dua kali, sampai sebuah layar penuh menampakan wajah Abiyyu.

Wajah yang tak lagi nampak familiar di mata Dimas.

Tangan yang dulu begitu kekar memukuli dirinya, kini begitu kering kerontang.

Sorotnya yang dulu menusuk tajam, kini berubah sendu. Walau demikian, selama dua puluh detik pertama, sorot itulah yang menemani Dimas, bergeming menatapnya dalam, terlalu dalam sampai rasanya Dimas bisa menyelami apa yang ada di perasaan pria itu.

Penyesalan

Penyesalan

dan Penyesalan

“Dimas…”

Dimas menggigit bibirnya. Untuk kali pertama, Abiyyu menyebut nama Dimas tanpa hawa mencekam dari api amarah.

“Maafin kak Biyu.”

Hanya empat kata, kemudian layar kembali gelap. Wajah Dimas terpantul di sana, tanpa ekspresi yang begitu berarti. Kosong.

Segalanya… terasa kosong.

Tak ada perasaan lain. Hanya kosong.

Bukan juga kekosongan yang melegakan, namun seperti kosongnya permulaan.

Seperti lembaran kertas yang masih putih bersih.

Seperti kanvas yang belum dilukis.

Seperti bayi yang baru lahir.

Dimas menatap ke luar jandela mobil, pada Miko yang berdiri gusar sambil bermain kerikil di kakinya.

Sepertinya Dimas baru saja belajar apa itu mengikhlaskan. Memaafkan luka lama, membuang segala memori buruk, lalu memulai awal baru untuk kehidupannya.